Pekerjaan Rentan Terserang Depresi | B' Healthy B' Healthy: Pekerjaan Rentan Terserang Depresi
Contact Us:

If You Have Any Problem, Wanna Help, Wanna Write Guest Post, Find Any Error Or Want To Give Us Feedback, Just Feel Free To Contact Us. We Will Reply You Soon.

Name: *


Email: *

Message: *


Skillblogger

LiveZilla Live Help

Friday, April 24, 2015

Pekerjaan Rentan Terserang Depresi

Berdasarkan sebuah studi di Amerika Serikat ditemukan pekerjaan-pekerjaan yang membawa resiko seseorang mengalami depresi. Faktor yang menentukan pemilihan pekerjaan tersebut menurut Deborah Legge, Phd, seorang terapis, adalah beberapa aspek tertentu dari setiap pekerjaan yang berkontribusi atau memperburuk terjadinya depresi. Apakah pekerjaan yang anda geluti saat ini termasuk dalam daftar berikut ini. Jika jawabannya ya berarti anda harus lebih waspada sehingga terhindar dari depresi. Berikut adalah deretan pekerjaan rawan terkena depresi.
Pekerja sosial di panti jompo / anak

Penyedia perawatan pribadi berada di urutan teratas. Menurut sebuah survey di Amerika Serikat, hampir 11% orang yang bergelut di bidang ini dilaporkan menderita serangan depresi berat. (Angka ini lebih kecil dari pengangguran yaitu 13%).

Mereka yang bergelut di bidang ini setiap hari mengerjakan banyak hal mulai dari menyediakan makan, memandikan, dan merawat orang lain yang seringkali tidak mampu mengungkapkan rasa terima kasih atau memberi penghargaan.

“Hal itu bisa terjadi karena mereka terlalu sakit, terlalu muda atau mereka hanya tidak biasa mengucapkan terima kasih,” kata Christopher Willard, psikolog klinis di Tufts University.

"Stres juga, melihat orang-orang sakit namun tidak mendapatkan banyak dukungan positif.", tambah Willard.

Pelayan restoran

Peringkat kedua adalah pelayan restoran. Pekerja di sektor ini biasanya memiliki upah rendah, namun harus menanggung beban pekerjaan yang cukup berat. Apalagi jika ada banyak pelanggan yang datang, maka semakin berat pula beban pekerjaan mereka. Belum lagi jika mereka mendapat perlakuan atau ucapan kasar dari pelanggan. Kondisi ini membuat mereka bekerja dengan penuh tekanan, stress dan tanpa motivasi.

Pekerja sosial

Selanjutnya adalah para pekerja sosial. Tak mengherankan pekerja sosial berada di deretan atas daftar ini. Setiap hari berurusan anak-anak terlantar, keluarga bermasalah dan tak jarang berbagai hal terkait birokrasi. Mereka tak hanya bekerja keras tapi juga seringkali penuh dengan pengorbanan.

Pekerja sektor kesehatan

Pekerja di sektor kesehatan juga rawan terhadap depresi. Mereka diantaranya dokter, perawat, terapis, dan profesi lain yang terkait. Faktor yang memicu terjadinya depresi menurut Willard karena setiap hari mereka melihat penyakit, trauma, kematian dan berurusan dengan anggota keluarga pasien. Ini dapat membentuk satu pola pikir bahwa dunia adalah tempat yang begitu menyedihkan.

Seniman, penghibur, penulis

Pekerjaan sektor ini biasanya lekat dengan ketidakteraturan baik jam kerja, penghasilan dan berada dalam keterasingan. Orang-orang kreatif juga memiliki tingkat gangguan mood lebih tinggi.

Guru

Tuntutan terhadap guru tampaknya akan terus berkembang. Di sekolah mereka menghadapi anak didik dengan segenap perilaku, dan perangainya, belum lagi tuntutan dari orang tua siswa, masyarakat dan pihak sekolah tempat mereka bertugas. Setelah bekerja di sekolah mereka masih mengerjakan pekerjaan rumah.

Perencana keuangan dan akuntan

Kebanyakan orang tidak suka berurusan dengan tabungan pensiun mereka sendiri. Jadi bisa anda bayangkan bagaimana caranya harus menangani ribuan atau jutaan dolar untuk orang lain? Mereka memiliki tanggung jawab begitu besar atas keuangan orang lain. Dan tidak menutup kemungkinan turut merasa bersalah saat mendapati klienya kehilangan uang yang mereka investasikan.

Wiraniaga

Orang yang bekerja di bidang penjualan juga berada di daftar ini. Banyak tenaga penjual bekerja dengan sistem komisi. Sistem ini berarti anda tidak pernah tahu persis kapan gaji berikutnya dan akan datang. Padahal mereka mungkin melakukan perjalanan, dan harus menghabiskan waktu jauh dari rumah, keluarga, dan teman-teman.Mereka hidup dengan ketidakpastian pendapatan, tekanan luar biasa untuk memenuhi target, dan jam kerja yang panjang sehingga rawan mengalami stress.
Sumber : health.com
Like the Post? Share with your Friends:-

Team SB
Posted By: Team SB

0 comments:

POST A COMMENT

Contact Us

Name

Email *

Message *

 

Latest post

Blog Archive

Pages

About Us

Recent Comment

Copyright © . SkillBlogger. All Rights Reserved.
Designed by :- Probtemplates |